PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT PES


IJAH RAHAYU / 70200109042 / KESMAS B GIZI
Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History Of Disease)merupakan Perkembangan secara alamiah suatu penyakit (tanpa intervensi/ campur tangan medis) sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS:
1.      Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
2.      Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)
Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak.
3.      Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).
4.      Tahap Penyakit Lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak terturn atau tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
5.      Tahap Akhir Penyakit
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)
b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.
c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir)
d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT PES
v  MASA PRA –KESAKITANSebelum Manusia Sakit ( pre patogenesis )

Agen Penyakit                                                             Inang
Yersinia pestis                                                              manuasia
(kokobasil)
Gram ()
Fam. Enterobacteriaceae                                           Faktor lingkungan
                                                                                     Tikus terinfeksi
                                                                                     pinjal tikus
ketiga faktor di atas saling berkaitan dalam proses terjadinya penyakit, jadi jika tidak ada keseimbangan antara ketiga faktor tersebut maka dari sinilah muncul penyakit, entah itu karena kekebalan host yang menurun, lingkungan yang tidak bersih sehinggga memungkinkan agen ( yersinia pestis dalam tikus ) dalam berkembang sehingga masuk kedalam tubuh manusia entah itu penularannya melalui gigitan atau makanan.
MASA KESAKITAN ( patogenesis )
PERJALANAN PENYAKIT PADA MANUSIA
v  MASA INKUBASI
Pada penyakit pes berkisar 1-3 sampai 6 hari dimulai dari kontak dengan bibit penyakit sehingga dapat terjadi proses penularan dalam masa ini.
v  KESAKITAN DINI
Timbul papula (benjolan kecil pada kulit, Pustula (benjolan permukaan kulit bernanah), Karbunkel (bisul, bisul besar, radan pd folikel rambut & sekitarnya mjd satu/ tdk menunjukkan reaksi jar setempat), Penyebaran daerah kulit menjadi petekie (bintik merak akibat perdarahan intra dermel/ submukosa, vaskulitis (radang pembuluh darah) & perdarahan krn trombositopenia (jml trombosit < normal)
·         KESAKITAN DINI YANG MULAI NAMPAK
Berdasar Aspek klinis, dibedakan beberapa type :
ü  Type Bubonik
* Panas (> 41oC)
* Bubo (pembesaran, radang suparatif kelenjar limfe) daerah inguinal (lipat paha)/ femoral (kaitan femur)/ aksila (ketiak)/servical (leher)
* Takikardi (denyut jantung cepat > 100/mnt
ü  Type Meningeal
* Komplikasi type bubonic tjd pd hr ke 7 –9
* Sakit kepala
ü  Type Pneumonik (Radang Paru)
* Lemah Badan
* Sakit Kepala
* Vomitus (muntah)
ü  Type Septikemik
* Pucat
* Lemah
ü  Type Kutaneal
* Papula (penonjolan kecil pada kulit)
* Pustula ( Penonjolan permukaan kulit berisi nanah)
* Karbunkel(bisul besar, radang pada folikel rambut)
v  KESAKITAN LANJUT
ü  Type 1. Bubonik
* Konvulsi ( kejang)sampai koma
* Konstipasi/ diare
* Koagulasi (proses pembekuan)intra vascular
ü  Type 2. Meningeal
* Neck stiffnes ( kekakuan leher)
* Tanda kernig (otot betis nyeri bila tungkai bawah di luruskan) positif berlanjut dengan konvulsi (kejang) & koma.
ü  Type 3. Pneumonik
* Febris (demam) & frustasi
* Batuk, Sesak nafas
* Muntah desertai sputum produktif & cair
* Ganguan Kesadaran
ü  Type 4. Septikemik
* Delirium (keadaan eksitasi mental & motoris pada kesadaran menurun) atau stupor (kesadaran menurun) sampai koma.
* Gejala febris (demam)
* Kenaikan suhu badan terjadi ringan
ü  Type 5. Kutaneal
Purpura(perdarahan multipel dalam dalam kulit/ selaput lendir) meluas menjadi nekrotik (kematian sel/ jaringan akibat kerusakan sel/ jaringan)Berlanjut menjadi ganggreng(kematian jaringan diikuti infeksi bakteri & pembusukan) daerah tungkai & menimbulkan kehitamhitaman (black death)
v  TAHAP AKHIR PENYAKIT PES PADA MANUSIA
          Type 1.
          * Kegagalan faal jantung* Kematian
          Type 2.
          * Kematian
          Type 3.
          * Meninggal pada hari ke 4 dan 5
          Type 4.
          * meninggal hari pertama
          Type 5.
          * Kematian.
          Jika kita melihat secara umum dari penyakit pes ini jika telah terinfeksi namun tidak secepatnya dilakukan pengobatan maka akibatnya akan fatal / berakhir dengan kematian. Kematian ini dapat terjadi pada saat gejala klinik tidak jelas, jelas, klinik berat + komplikasi. Penyakit ini dapat sembuh jika ditangani sejak dini baik mulai dari gejala klinik tampak atau tidak tampak, dengan pemakaian obat yang teraturseperti pemberian Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague. Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam diberikan untuk mengurangi rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan darah.Walaupun didiagnosa sembuh namun, tidak menutup kemungkinam orang tadi menjadi carier yang dapat menularkan kepada orang lain.

LEVEL OF PREVENTION UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PES
Mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian ada, langkahlangkah didasarkan pada data/ keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.
5 (Five Level Of Prevention) :
* Health promotion(Upaya promosi Kesehatan)
 Menghindari kemunculan dari/ adanya faktor resiko masa pra kesakitan.
 UPAYA PROMOSI KESEHATAN :
a)      Penyuluhan penduduk untuk meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan lingkungan
b)      Perbaikan rumah penduduk supaya tidak mudah menjadi sarang tikus
c)      Pengendalian terhadap tikus dan pinjal
Pengendalian terhadap tikus
a.       mengatur waktu tanam
b.       perbaikan sanitasi lingkungan
c.       menggunakan rodentisida
d.      alat perekat
e.       Insektisida
Pengendalian terhadap pejamu
a.       Meningkatkan kekebalan.
b.      Hygene individu
c.       Gizi
Pengendalian terhadap lingkungan
a.       perbaikan sanitasi lingkungan
b.      bersihkan semak semak
c.       perbaiki bangunan rumah sehingga tidak menjadi sarang tikus

* Specific protection(Upaya proteksi Kesehatan )
Upaya Proteksi KesehatanBertujuan untuk mengurangi / menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin misalnya : Vaksinasipenduduk daerah endemik, petugas laboratorium dan perawat kesehatan dan Pengendalian sumber-sumber pencemaran, Sanitasi Lingkungandan hygene perorangan, diberikan pengobatan pada petugas kesehatan untuk mencegah adanya penularan.
* Early diagnosis and promt treatment(Upaya diagnosis dini & tindakan segera)
a.       Ditujukan pada penderita/ dianggap menderia (suspect)/ terancam akan menderita
b.      Penemuan Kasus segera lapor kepada Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 24 jam sejak diketahui
c.       Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d.      Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e.       Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus
* Disability limitation(Upaya pemberantasan akibat buruk)
Mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut.
* Isolasi bagi yang diduga terbukti menderita sampai yang bersangkutan dinyatakan sembuh/ Isolasi setelah 2 –4 hari mendapat antibiotika
* Pengobatan dengan antibiotik
a.       Streptomisin 30 mg/ kg BB/ hari secara intramuscular 2 –4 x sehari.Untuk anakanak 20 –30 mg/ kg BB / hari
b.      Tetrasiklin diberikan pada hari ke 4 selama 10 –14 hari, Dosis loading 15 mg/ kg BB/ hari dlm 4 x pemberian sampai hari pengobatan 10 –14
c.       Kloramfenikol dosis 50 75 mg/ kg BB/hari intravena 4 x pemberian selama 10 hari
d.      Trimetoprim –sulfametoksazol
e.       Sulfadiazin 12 g/ hari selama 4 7 hari dosis awal 4 gdilanjutkan 2 g tiap jam sampai tercapai suhu badan normal, diteruskan 500 mg tiap 4 jam sampaihari 7–10.
Penggunaan Sulfadiazuin disertai pemberian Sodium Bikarbonat
* Rehabilitation(Upaya pemulihan Kesehatan) / (rehabilitasi)
Usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping daripenyembuhan penyakit & pengembalian fungsi fisik, psikologik dan sosial.
a.       Pemberian makanan yang cukup gizi
b.      Sesuai dengan Type
Contoh :
Type Pneumonik untukl latihan pernafasan, Type Meningeal dengan therapi pekerjaan.
c.       Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.
d.      Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
e.       Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
f.       Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
a.      Pencegahan Primordial(Primordial prevention)
TINGKATAN PENCEGAHAN SCR UMUM :
Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian :
v  primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis.
Tujuan : untuk menghindari kemunculan adanya faktor resiko dengan cara yang tradisional Contoh : menggunakan penjerat tikus dengan kelapa bakar.
v   primary prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection.
Sasaran : Faktor penyebab, Lingkungan & Pejamu.
Penyebab untuk menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) 􀃆memutus rantai penularan.
Lingkungan untuk perbaikan lingkungan fisik 􀃆air bersih, sanitasi lingkungan &perumahan, dll
Pejamu untuk perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi
v  secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt treatment.
Sasaran : pada penderia / dianggap menderita (suspect) & terancam menderita
Tujuan : diagnosis dini & pengobatan tepat, (mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi)
Usaha : pencarian penderita, pemeriksaan CPN, pemberian chemoprophylakxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu.
v  tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation dan rehabilitation.
Sasaran : penderita penyakit tertentu
Tujuan : mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi( pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/psikologis & sosial)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar