PENYAKIT MENULAR SEKSUAL



UIN Mks Warna



OLEH
KELOMPOK II
1.      IJAH RAHAYU
2.      NADIAWATI
3.      NURUL ARDIYANTI SYANI
4.      NURASMA ASIS
5.      ANDI CITRA DESMAYASARI
6.      ITA
7.      ANDI TAKWA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Allah telah menciptakan dunia ini seapik mungkin dan tinggal manusia yang diberikan pilihan untuk memilih kehidupan mana yang baik baginya. Kita hidup di dunia ini tak bisa lepas dari orang lain. Wanita membutuhkan laki laki dan laki laki pun membutuhkan pria. Untuk menyatukan keduanya maka dalam islam dikenal dengan nama sebuah ikatan suci yang dapat menyatukan kedua sejoli ini sebagai bentuk ibadah yaitu pernikahan.
Melalui pernikahan lahirlah para generasi penerus bangsa seperti yang ada sekarang. Namun, kenyataan yang ada sekarangtelah banyak pelanggaran pelanggaran yang dilakukan yang keluar dari aturan islam misalnya seks di luar nikah padahal Allah telah mengaturnya dalam sebuah ikatan suci. Seks ini dapat terjadi akibat tidak tertahankannya nafsu yang ada atau kondisi ekonomi seseorang yang mengakibatkan penyakit menular seksual yang merajalela seperti sekarang ini.
Seks memang kebutuhan biologis namun harus ditempatkan dalam tempat yang semestinya, karena akan datang kehancuran jika seks ini di lakukan tidak sesuai dengan syariat islam.
Oleh karena itu, melalui penulisan makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa penyakit yang ditimbulkan dari seksual.
boleh disalah gunakan karena dosa hukumnya menggunakan tidak pada hakikatnya.
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa pengertian dari PMS ?
2.      Jelaskan beberapa penyakit menular seksual ?



C.    TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas dari mata kuliah epidemiologi penyakit menular oleh bapak Akbar Alwi SKM., MPH.

D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Menambah khasanah pengetahuan mengenai PMS
2.      Dapat mewaspadai diri kita dari PMS dengan prinsip lebih baik mencegah daripad mengobati.
3.      Dapat menambah pengetahuan mengenai pembuatan makalah
4.      Dapat mengingatkan kita kepada betapa besar kekuasaan Allah, jika kita tidak mengikuti aturan yang telah Allah buat.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    PENGERTIAN PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan.
Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
*      Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
*      Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
*      Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
*      Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
*      Sakit luar biasa saat kencing.
*      Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
*      Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
*      Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam.
Sedangkan pada perempuan meliputi :
*      Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
*      Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
*      Keluarnya lendir pada vagina.
*      Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
*      Keputihan berbusa dan berbau busuk.
*      Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.

B.     BEBERAPA PENYAKIT PMS
Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang paling sering ditemui dan berbahaya adalah :
1.Gonorea (GO)
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merahbengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan.
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
  • Kuman : Neisseria gonorrhoea
  • Perantara : manusia
  • tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
  • cara penularan : kontak seksua langsung
  • tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
  • yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak amaN
Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita.
Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. 
v  Diagnosa
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore.
  • Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
  • Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini dan dibuat biakan.
v  Komplikasi
Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan karena nyeri. Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan radang di perut dan usus. Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain. Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan

Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).

Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu. Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang berakibat fatal, tetapi masa penyembuhan untuk artritis atau endokarditis berlangsung lambat.
v  Pengobatan
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
v  Pencegahan
Mengunakan kondom dan menghindari oral seksual dengan pasangan yang tidak aman adalah cara sederhana yang dapat meminimalkan tertularnya penyakit ini, namun demikian cara pencegahan yang paling baik adalah jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak resmi, mencegah lebih baik dari pada mengobati.
2.Herpes Genital
Genital herpes, juga umumnya disebut "herpes" adalah infeksi virus oleh herpes simplex virus (HSV) yang ditularkan melalui kontak intim dengan lapisan-lapisan yang ditutupi lendir dari mulut atau vagina atau kulit genital. Virus memasuki lapisan-lapisan atau kulit melalui robekan-robekan mikroskopik. Sekali didalam, virus berjalan ke akar-akar syaraf dekat sumsum tulang belakang (spinal cord) dan berdiam disana secara permanen.
Ketika seseorang yang terinfeksi mempunyai perjangkitan herpes, virus berjalan menuruni serabut-serabut syaraf ke tempat dari asal infeksi. Ketika ia mencapi kulit, kemerahan dan lepuhan-lepuhan (blisters) yang khas terjadi. Setelah perjangkitan awal, perjangkitan-perjangkitan yang berikut cenderung menjadi sporadik. Mereka mungkin terjadi mingguan atau bahkan tahunan berpisahan.
Dua tipe-tipe dari virus-virus herpes berhubungan dengan luka-luka genital: herpes simplex virus-1 (HSV-1) dan herpes simplex virus-2 (HSV-2). HSV-1 lebih sering menyebabkan blisters dari area mulut sementara HSV-2 lebih sering menyebabkan luka-luka genital pada area sekitar anus. Perjangkitan dari herpes berhubungan erat pada berfungsinya sistim imun. Wanita-wanita yang mempunyai sistim-sistim imun yang ditekan, karena stress, infeksi, atau obat-obat, mempunyai perjangkitan-perjangkitan (outbreaks) lebih seringkali dan bertahan lebih lama.
Diperkirakan bahwa sebanyak 50 juta orang-orang di Amerika terinfeksi dengan genital HSV. Genital herpes disebar hanya dengan kontak langsung orang ke orang. Dipercayai bahwa 60% dari kaum dewasa yang aktif secara seksual membawa virus herpes. Sebagian dari sebab untuk angka infeksi tinggi yang berlanjut adalah bahwa kebanyakan wanita-wanita yang terinfeksi dengan virus herpes tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi karena mereka mempunyai sedikit atau tidak mempunyai gejala-gejala. Pada banyak wanita-wanita, ada perjangkitan-perjangkitan "atypical" dimana satu-satunya gejala mungkin adalah gatal yang ringan atau ketidaknyamanan yang minimal. Lebih dari itu, lebih lama wanita itu telah mempunyai virus, lebih sedikit gejala-gejala mereka punyai dengan perjangkitan-perjangkitan mereka. Akhirnya, virus dapat melepaskan diri dari cervix kedalam vagina pada wanita-wanita yang tidak mengalami segala gejala-gejala.
v  Gejala-Gejala Dari Genital Herpes
Sekali terpapar pada virus, ada periode inkubasi yang umumnya berlangsung 3 sampai 7 hari sebelum luka berkembang. Selama waktu ini, tidak ada gejala-gejala dan virus tidak dapat ditularkan ke yang lain-lain. Perjangkitan (outbreak) biasanya mulai dalam dua minggu infeksi awal dan bermanifestasi sebagai sensasi gatal atau kesemutan yang diikuti oleh kemerahan kulit. Akhirnya, lepuhan (blister) terbentuk. Blisters dan borok-borok (ulcers) berikut yang terbentuk ketika blisters pecah, biasanya sangat menyakitkan untuk disentuh dan mungkin berlangsung dari 7 hari sampai 2 minggu. Infeksi dengan pasti menular dari waktu gatal ke waktu kesembuhan total dari borok, biasanya dalam 2-4 minggu. Bagaimanapun, seperti dicatat diatas, individu-individu yang terinfeksi dapat juga menularkan virus ke pasangan-pasangan seks mereka pada ketidakhadiran dari perjangkitan yang dikenali.
v  Mendiagnosa Genital Herpes
Genital herpes dicurigai ketika banyak blister-blister yang menyakitkan terjadi pada area yang terpapar secara seksual. Selama perjangkitan awal, cairan dari blisters mungkin dikirim ke laboratorium untuk mencoba dan membiakan virus, namun pembiakan-pembiakan hanya mengembalikan hasil yang positif pada kira-kira 50% dari mereka yang teinfeksi. Dengan kata-kata lain, hasil tes negatif dari blister tidak begitu bermanfaat seperti hasil tes positif, karena tes mungkin adalah tes negatif-palsu. Bagaimanapun, jika sample dari tes-tes blister yang terisi cairan (pada stadium awal sebelum ia mengering dan berkerak) positif untuk herpes, hasil tes adalah sangat dapat dipercayai. Pembiakan-pembiakan yang diambil selama kondisi perjangkitan awal adalah lebih mungkin positif untuk kehadiran dari HSV daripada pembiakan-pembiakan dari perjangkitan-perjangkitan berikut.
Ada juga tes-tes darah yang dapat mendeteksi antibodi-antibodi pada virus-virus herpes yang dapat bermanfaat pada beberapa situasi-situasi. Tes-tes ini adalah spesifik untuk HSV-1 atau HSV-2 dan mampu untuk menunjukan bahwa seseorang telah terinfeksi pada beberapa waktu dengan virus, dan mereka mungkin bermanfaat dalam mengidentifikasi infeksi yang tidak menghasilkan gejala-gejala yang karakteristik. Bagaimanpun, karena hasil-hasil positif-palsu dapat terjadi dan karena hasil-hasil tes tidak selalu pasti, mereka tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin dalam penyaringan populasi-populasi yang berisiko rendah untuk infeksi HSV.
Tes-tes diagnostik lain seperti polymerase chain reaction (PCR) untuk mengidentifikasi materi genetik dari virus dan rapid fluorescent antibody screening tests digunakan untuk mengidentifikasi HSV pada beberapa labor-labor.
v  Perawatan Untuk Genital Herpes
Meskipun tidak ada kesembuhan yang diketahui untuk herpes, ada perawatan-perawatan untuk perjangkitan-perjangkitan (outbreaks). Ada obat-obat oral, seperti acyclovir (Zovirax), famciclovir (Famvir), atau valacyclovir (Valtrex) yang mencegah virus dari berlipatganda dan bahkan memperpendek lamanya erupsi. Meskipun ada agent-agent topical (dipakai secara langsung pada luka-luka), mereka umumnya kurang efektif dari pada obat-obat lain dan tidak digunakan secara rutin. Obat-obat yang dikonsumsi melalui mulut, atau pada kasus-kasus yang parah secara intravena, adalah lebih efektif. Adalah penting untuk mengingat bahwa masih belum ada kesembuhan untuk genital herpes dan bahwa perawatan-perawatan ini hanya mengurangi keparahan dan durasi dari perjangkitan-perjangkitan.
Karena infeksi awal dengan HSV cenderung menjadi episode yang paling parah, obat antivirus biasanya diberikan. Obat-obat ini dapat secara signifikan mengurangi nyeri dan mengurangi panjangnya waktu sampai luka-luka sembuh, namun perawatan dari infeksi pertama tidak nampak mengurangi frekwensi dari kekambuhan episode-episode.
Berlawanan pada perjangkitan yang baru dari genital herpes, episode-episode herpes yang berulang cenderung ringan, dan manfaat dari obat-obat antivirus hanya diperoleh jika terapi dimulai segera sebelum perjangkitan atau dalam 24 jam pertama dari perjangkitan. Jadi, obat antivirus harus disediakan dimuka untuk pasien. Pasien diinstruksikan untuk memulai perawatan secepat sensasi "kesemutan" yang akrab sebelum perjangkitan terjadi atau pada penimbulan dari pembentukan blister.
Akhirnya, terapi penekan untuk mencegah kekambuhan-kekambuhan yang seringkali mungkin diindikasikan untuk mereka yang dengan lebih dari enam perjangkitan-perjangkitan dalam tahun yang diberikan. Acyclovir (Zovirax), famciclovir Famvir), dan valacyclovir (Valtrex) mungkin semuanya diberikan sebagai terapi-terapi penekan.
Herpes dapat disebar dari satu bagain tubuh ke yang lainnya selama perjangkitan (outbreak).
  • Oleh karenanya, adalah penting untuk tidak menyentuh mata-mata atau mulut setelah menyentuh blisters atau borok-borok (ulcers).
  • Cuci tangan yang menyeluruh adalah keharusan selama perjangkitan-perjangkitan (outbreaks).
  • Pakaian-pakaian yang telah bersentuhan dengan borok-borok harus tidak berbagi dengan yang lain-lain.
  • Pasangan-pasangan yang ingin mengecilkan risiko penularan harus selalu menggunakan condoms jika pasangannya terinfeksi. Sayangnya, bahkan ketika pasangannya yang terinfeksi sekarang ini tidak mempunyai perjangkitan, herpes dapat disebar.
  • Pasangan-pasangan mungkin juga ingin mempertimbangkan menghindari semua kontak-kontak seksual, termasuk mencium, selama perjangkitan dari herpes.
  • Karena perjangkitan genital herpes yang aktif (dengan blisters) selama kelahiran dapat berbahaya pada bayi, wanita-wanita hamil yang mencurigai bahwa mereka mempunyai genital herpes harus memberitahu dokter mereka. Wanita-wanita yang mempunyai herpes dan hamil dapat mempunyai kelahiran melalui vagina sejauh mereka tidak mengalami gejala-gejala atau sebenarnya mempunyai perjangkitan ketika pada kelahiran.
v  Cara pencegahan atau pengobatan,
Tidak melakukan kontak kulit dengan penderita. Dan jangan lupa juga untuk selalu meningkatkan daya tahan tubuh. Yang juga tidak kalah penting, jika menemui gejala ada bintil-bintil air, segeralah periksakan ke dokter atau pusat pelayanan. Sementara untuk, yang telah berulang jika muncul lagi, herpes genital bisa diobati sendiri di rumah dengan menggunakan saleb.
3.Sifilis (Raja Singa)
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum bersifat kronis dan menahun. Penyebabnya bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Bakteri kemudian menyebar ke kelenjar getah bening terdekat. Selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan. Perlu diketahui, seseorang yang pernah terinfeksi sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.
v  Ciri-ciri
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
v  Ciri Pada Wanita dan Pria
Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC.Mengenali gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat stadium berbeda.
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala-gejala yang mirip dengan apa yang dialami oleh seorang penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama, chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan dubur.
Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
Sifilis dapat mempertinggi risiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih mudahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis yang diderita juga akan sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak diobati. Baik pada penderita lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat dipulihkan. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati, juga dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir primer pada bayi yang ia kandung.
v  Pengobatan
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa kali per hari.
Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.



v  Seks Oral dan Sifilis
Banyak orang salah meyakini. Mereka pikir seks oral aman. Padahal, hubungan seks dengan cara ini sudah terbukti bisa menularkan penyakit sifilis. Begitu laporan yang disiarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDCP) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report. Ditambahkan, luka di mulut akibat sifilis, pada gilirannya semakin meningkatkan risiko terkena infeksi HIV.





4.Klamidia
Klamidia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, Anda biasanya tidak merasakan gejala meskipun mungkin merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri. Infeksi Klamidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan gejala apapun. Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis).

Gejala pada wanita

Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Sementara itu, Anda tanpa menyadari dapat menularkan penyakit itu. Gejala yang mungkin mengindikasikan klamidia adalah:
  • Debit cairan lebih dari biasanya
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Perdarahan abnormal di antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
  • Nyeri saat berhubungan seks
  • Nyeri perut.
v  Kemungkinan konsekuensi bagi perempuan
Klamidia dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam dan sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta istirahat di tempat tidur, kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh. Jika terlambat atau tidak diobati, radang panggul dapat menyebabkan luka di saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi dan menyebabkan kemandulan atau kehamilan ektopik.
v  Gejala pada laki-laki
Pria yang terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra. Jumlahnya tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah buang air kecil yang menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Sementara itu, dia dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa disadari.
v  Kemungkinan konsekuensi bagi pria
Infeksi klamidia pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada pada wanita. Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal ini dapat mengakibatkan epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di skrotum, kadang-kadang menjalar ke pangkal paha. Anda merasakan pembengkakan di skrotum. Kadang-kadang, buah zakar (testis) juga ikut membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat memengaruhi kesuburan.Klamidia pada pria juga dapat menyebabkan peradangan sendi, yang dikenal sebagai artritis reaktif atau sindrom Reiter. Komplikasi ini jarang terjadi pada wanita.
v  Penyebab
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis).
v  Diagnosis
Selain meminta sampel urin, dokter dapat menggunakan swab (batang dengan kapas bulat kecil seperti pembersih telinga) untuk mengambil sampel jaringan dari vagina (untuk perempuan) atau ujung penis (untuk pria). Bila Anda merasa malu, dokter mungkin dapat memercayakan penggunaan swab oleh Anda sendiri. Sampel urin dan jaringan dari swab tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.
v  Pengobatan
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. Sangat penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten. Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pelindung (kondom) sampai Anda maupun pasangan Anda menyelesaikan pengobatan.Jika Anda memiliki klamidia ketika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda perlu memberitahu dokter agar Anda diresepkan antibiotik yang aman untuk bayi Anda.
v  Pencegahan
1.      Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan
2.      Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.

5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit Menular Seksual (PMS).  Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis tidak terdiagnosis.  Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena terdapatnya obat-obat yang dijual bebas.  Gejala dan tanda trikomoniasis tidak begitu spesifik, dan penegakan diagnosis memebutuhkan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).
Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena adanya rasa yang tidak enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya tidak diabaikan begitu saja.  Adanya kejadian infeksi gabungan dengan PMS lain penting untuk diperhatikan pada saat membuat diagnosis trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan komplikasi yang disebabkannya.
v  Patofisiologi
Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan  dengan pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa mikroorganisma.  Setelah gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang dari 4,5.
Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya flora vagina).  Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari.  Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari pemeriksaan dengan sediaan basah.  PH vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear (PMN).  Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu (host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik.  T vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T vaginalis.   
v  Frekuensi:
*      Di Amerika Serikat:Trikomoniasis adalah satu dari PMS yang paling sering terjadi, dengan angka insiden sekitar 2-3 juta per tahun.
*      Internasional:Di seluruh dunia, angka insiden adalah sekitar 180 juta per tahun.  Sementara angka prevalensinya bervariasi dari 5% pada klien klinik KB sampai 75% pada pekerja seks.
v  Mortalitas/Morbiditas:
*      Trikomoniasis memiliki angka infeksi gabungan yang cukup tinggi dengan PMS lain.  Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wolner-Hanssen dkk, menemukan gonore berhubungan secara signifikan dengan infeksi trikomonas.  Trikomoniasis juga memfasilitasi penularan human immunodeficiency virus (HIV).
*      Pada perempuan gejala adanya infeksi trikomoniasis dapat bervariasi dari tidak ada gejala (asimptomatik) sampai adanya tanda radang seperti gatal-gatal pada vagina dan adanya duh tubuh vagina (vaginal discharge/keputihan).
*      Pada perempuan hamil, trikomoniasis yang tidak diobati berhubungan dengan ketuban pecah dini, bayi berat lahir rendah dan cellulites pasca histerektomi.
v  Jenis kelamin:
*      Trikomoniasis terdapat baik pada laki-laki maupun perempuan, namun lebih sering ditemukan pada perempuan.
*      Pada laki-laki, gejala adanya trikomoniasis bervariasi dari tidak ada gejala (asimtomatik/karier) sampai uretritis, prostatitis, atau epididymo-orchitis.
*      Perempuan juga dapat merupakan karier asimptomatis, namun umumnya gejala akan menunjukkan adanya proses peradangan (lihat bagian klinis di bawah).
v  Umur: Trikomoniasis lebih sering terjadi pada laki-laki dan perempuan yang aktif seksual baik remaja maupun dewasa.
v  Keluhan:
Perempuan
    • Klien dengan trikomoniasis mungkin merasakan gatal-gatal atau rasa panas pada vagina.  Kemungkin juga ada keputihan yang berbau tidak normal (busuk).
    • Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual mungkin juga merupakan keluhan utama yang dirasakan klien dengan trikomoniasis.
    • Keputihan abnormal yang purulen, berbusa atau berdarah kemungkinan terjadi juga.  Keputihan yang berbusa yang dianggap sebagai tanda klasik dari trikomoniasis hanya terjadi pada 12% dari klien yang mengalami infeksi ini.
    • Pasien dengan trikomoniasis dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah.
                  Laki-laki
    • Kebanyakan infeksi trikomoniasis pada laki-laki asimptomatik.
    • Mungkin ada keluhan nyeri pada saat kencing, nyeri pada uretra, testis atau nyeri perut bagian bawah.
v  Tanda Fisik:
Perempuan
    • Pada pemeriksaan panggul dengan spekulum, tanda-tanda trikomoniasis diantaranya  colpitis macularis (disebut sebagai strawberry cervix); keputihan yang purulen yang dapat berwarna putih krem, kuning, hijau atau abu-abu, keputihan yang berbusa, erythema vagina dan vulva.
    • Colpitis macularis dan keputihan yang berbusa bersama-sama memiliki spesifisitas 99% dan secara sendiri-sendiri memiliki nilai prediksi positif (positive predictive value) 90% dan 62%.  Yang menarik, penelitian yang dilakukan oleh Wolner-Hanssen dkk. Menemukan bahwa pemeriksaan dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat) menemukan colpitis macularis hanya 1,7% dari klien dengan trikomoniasis sedangkan pemeriksaan dengan bantuan kolposkopi mendapatkan colpitis macularis sebanyak 70% dari pasien yang menderita trikomoniasis yang dipastikan diagnosisnya dengan pemeriksaan sediaan basah.
    • Sebagian besar dari gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak spesifik untuk infeksi trikomoniasis dan dapat terjadi pada berbagai infeksi vagina dan serviks yang lain.  Sehingga jika hanya bergantung pada pemeriksaan fisik saja banyak klien dengan trikomoniasis akan tidak terdiagnosis.   Diagnosis pasti trikomoniasis dapat ditegakkan dengan adanya protozoa berflagel yang terlihat dari pemeriksaan sediaan basah,  Papanicolaou (Pap) smears, atau media kultur.
Laki-laki
    • Kebanyakan laki-laki yang terinfeksi trikomoniasis tidak ada tanda fisik.
    • Pada beberapa kasus, laki-laki dengan infeksi ini mungkin menunjukkan adanya discharge dari penis.
    • Beberapa kasus yang lain mungkin ada tanda-tanda prostatitis atau epididymitis.
Bayi baru lahir perempuan: T vaginalis yang didapat pada saat melewati jalan lahir dapat menyebabkan keputihan pada bayi pada minggu-minggu pertama kehidupannya.
Anak-anak sebelum usia pubertas
    • Anak-anak sebelum usia pubertas yang terkena trikomoniasis akan menunjukkan gejala yang mirip dengan gejala pada klien remaja dan dewasa.
    • Adanya T vaginalis pada anak-anak sebelum pubertas harus dicurigai kemungkinan adanya kekerasan seksual.
v  Penyebab:
*      T vaginalis adalah protozoa dengan flagela.
*      Rata-rata masa inkubasi adalah 1 minggu namun dapat bervariasi antara 4-28 hari.
*      Trikomoniasis umumnya merupakan penyakit menular seksual.
*      Risiko untuk terkena infeksi ini tergantung pada aktifitas seksual klien.
*      Faktor-faktor risiko untuk terkena T vaginalis termasuk hal berikut ini:
·         Jumlah pasangan seks selama hidupnya
·         Pasangan seksual saat ini
·         Tidak memakai kondom saat hubungan seksual
·         Memakai kontarsepsi oral (pil KB)
v  Pemeriksan laboratorium:
Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk klien yang memiliki gejala-gejala vaginitis.  Berbagai pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan fasilitas laboratorium sederhana. Dasar dari pemastian diagnosis adalah pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk mengeluarkan penyebab lain yang mungkin juga menyebabkan keluhan pada klien.
v  Pengobatan
Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik.
Secara topikal dapat berupa :
1.      Bahan cairan berupa irigasi,misalnya Hidrogen peroksida 1- 2 % dan larutan asam laktat 4%
2.      Bahan berupa supositoria,bubuk yang bersifat trikomonoasidal
3.      Jel dan krim yang berisi zat trikomonoasidal
Secara sistemik ( oral) :
Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol seperti :
o   Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg / hari selama 7 hari
o   Nimorazol : dosis tunggal 2 gram
o   Tinidazol : dosis tunggal 2 gram
o   Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram
Pengobatan Trichomoniasis dalam kehamilan perlu dilakukan. Mengingat bahwa infeksi pada bayi dapat mengakibatkan secret vagina yang berlebihan, piuria dan irritability. Metronidazol kontra indikasi dalam kehamilan trimester I, sedangkan obat yang lain tidak ada yang manjur, oleh karena itu metronidazol diberikan pada trimester II atau ke III dengan dosis tunggal sebanyak 2 gram.
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita :
a)      Pemeriksaan dan pengobatan kepada pasangan seksual untuk mencegah jangan terjadi infeksi “pingpong”
b)      Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan sebelum dinyatakan sembuh
c)      Hindari pemakaian barang – barang yang mudah menimbulkan transmisi. (1,11)
6.Kandidadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candidas albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
7.Kutil Kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.







BAB III
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
v  Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
v  Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
v  Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang paling sering ditemui dan berbahaya adalah : Gonorea (GO), Herpes Genital, Sifilis, Klamidia, Trikomoniasis Vaginalis, Kandidadis Vagina, Kutil Kelamin.
v  Gejala dari masing masing penyakit PMS berbeda beda namun pada umumnya terjadi gatal dsertai panas disekitar kemaluan, nanah, ada benjolan yang biasanya dianggap biasa namun sebenarnya harus berkonsultasi dengan ahlinya jika mendapatkan kelainan bagi tubuh.

B.                 SARAN

1.      Diharapkan kepada pembaca agar berpikir sebelum bertindak
2.      Tetap menjalankan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari hari
3.      menerapkan pola HEMAT dalam hubungan seks yaitu harmonis, enak, manusiawi, aman dan tetap.
4.      Menanamkan rasa takut untuk melakukan hal hal di luar syariat seperti seks di luar nikah.






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. trikomoniasis Vaginalis. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

Anonim. 2009. Gonore (Go) Atau Penyakit Kencing Nanah. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

Anonim. 2009. Trikomoniasis Vaginalis. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

Anonim. 2009. Sekilas tentang Pms (Penyakit Menular Seksual). Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id.

Anonim. Genital Herpes pada Wanita-Wanita. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari total kesehatan anda.com

Anonim. Klamidia, Pms (Penyakit Menular Seks) Paling Umum. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

Anonim. Mengenal Penyakit Sifilis. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

Rifhani destri2011. Tautan Sex pada Manusia. Dikutip pada tanggal 23 april 2011 dari www. Google.co.id

 

 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS